PROYECT
PROPOSAL
MADRASAH
ALIYAH PLUSH
Lamakera
Solor Timur Flores Timur NTT
1. Nama
Proyek:
Madrasah
Aliyah Plush (MA Plush) Lamakera
2. Rencana Pelaksanaan
KBM dimulai:
3. Rencana
Lokasi:
Lamakera
Solor Timur Flores Timur NTT
4. Program
Study/Jurusan:
Program
Utama Agama Islam, Program Pilihan: Bahasa dan Perkantoran.
5. Anggaran
Biaya Proses Persiapan:
6. Lembaga
Penyelenggara:
Yayasan
Tarbiyatul Islamiyah Flores Timur NTT dan
Persatuan Keluarga
Lamakera Solor (PKLS) Jakarta
Lamakera
10 Mei 2011
Bismillahirrahmanirrahiem
I.
Landasan
Nilai:
Dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menciptakan
kholifah di muka bumi”. Malaikat berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan
orang orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji Mu dan mensucikan nama Mu ? Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku
lebih mengetahui dari apa yang tidak kamu ketahui”. Dan Dia ajarkan kepada
Adam, nama nama benda semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat
seraya berfirman, sebutkan nama nama benda jika kamu yang benar ? Para malaikat
menjawab, maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau
ajarkan kami. Sesungghunya Engkaulah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Dan
Allah berfirman, wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama nama itu,
setelah Adam menyebutkan nama nama itu, Allah berfirman, bukankah telah Aku
katakana kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku
mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan ? Dan ingatlah
ketika kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada Adam, maka
bersujudlah kecuali iblis, Ia menolak dan menyombongkan diri, ia termasuk orang
orang kafir.
1. Pada hari
ini Aku sempurnakan agama untukmu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku untukmu,
dan Aku Ridai Islam sebagai agamamu,
(QS.
Al-Maidah: 3)
2. Wahai
bangsa Jin dan Manusia, andaikata kamu sekalian sanggup menembus ruang angkasa
atau batas antar langit dan bumi, maka tembuslah, namun kamu sekalin tidakan
sanggup menembus ruang antara batas langit dan bumi kecuali dengan kekuatan
ilmu pengetahuan (assulthon).
(QS.
Arrahman 33).
3. Tidak
sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap tiap golongan diantara kamu beberapa orang untuk memperdalam
pengatahuan mereka tentang agama, dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka dapat menjaga dirinya. (QS.
At- Taubah 122)
4. Barang
siapa menghendaki kebahagiaan dunia maka dengan ilmu, dan barang siapa
menghendaki kebahagiaan hari akhirat, maka dengan ilmu dan barang siapa ingin
kebahagiaan dua duanya juga dengan ilmu.(HR.
Mutafaqqun alaih)
1.
Prof. Dr.
Ing. BJ. Habibie:
Kemajuan suatu bangsa, dalam merahi masa depan, maupun persaingan kebudayaan
antar bangsa ditentukan oleh SDM yang menguasai ilmu pengetahuan. Penguasa ilmu
pengetahuan adalah cara yang paling tepat penguasaan SDA, dan penguasaan SDA,
adalah cara untuk memartabakan suatu bangsa.
2.
Dr. Azraie
Zakaria, MA: Dalam
dunia pendidikan dijumpai 3 aliran pendidikan sesuai dengan pandangan tentang
manusia, yaitu Empirisme, Nativisme, dan
Konvergensi. Empirisme, aliran pendidikan yang menitikberatkan peranan
lingkungan sebagai penyebab timbulnya tingkah laku – yang dipelopori oleh Jhon
Locke (1632-1704 M) berkebangsaan Inggris. Jhon Locke berpendapat bahwa manusia
dilahirkan, seperti kertas kosong, putuh bersih (tabularasa). Nativisme, suatu
aliran pendidikan yang dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1768-1860 M) berkebangsaan
Jerman berpendapat manusia dilahirkan telah membawa bakat yang secara cepat
atau lambat bakat tersebut akan
terwujud. Konvergensi, aliran pendidikan yang dipelopori oleh William Stern
(1871-1939 M), merupakan paduan empirism dan nativisme. Aliran ini berpendapat
bahwa keperibadian seseorang dibentuk dan dikembangkan oleh sistem dasar dan sistem
ajar.
3.
Athiah
Muhayat, MA:
Pendidikan Islam memadukan antara aliran empirisme,
nativisme, konvergensi pendidikan tersebut dengan tujuan untuk melahirkan sumber
daya manusia yang berkualitas insan kamil
(manusia paripurna), yang akan mengabdikan diri kepada Allah dengan segala
keahlian yang dimiliki
4.
Dr. Syafii
Maarif;
Secara umum falsafah pendidikan dalam Islam, harus mampu mengawinkan antara
tuntutan otak dan tuntutan hati.Tidak seperti yang berkembang dalam dunia
modern sekarang. Barat terlalu sibuk dengan urusan otak dan teknik, sementara
dunia Timur sebagian masih saja tenggelam dalam urusan spiritualism dan ilmu
tenun. Pendidikan Islam berfungsi melahirkan kualitas manusia terbaik (ahsanitaqwim) dengan menyatukan
kekuatan fikir dan zikir, sehingga dapat melahirkan SDM bercoraks Ulu albab. Yaitu sosok manusia otak dan
jantungnya hidup secara dinamis dan kreatif dalam memahami dan merasakan
kehadiran segala sumber yang ada dalam pengembangan dan pengembaraan
intelektual dan spiritualnya. Dari sini akan lahir manusia yang berkualitas
unggul dengan wisdom, yang sanggup menciptakan revolusi peradaban Islam.
III. Dasar Pemikiran:
Sejarah menunjukan bahwa berbagai
perubahan besar, baik yang bersekala dunia maupun local, begitupula beragam
peradaban yang saat ini mendunia, sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbaik. Dan pada
umumnya SDM terbaik lahir dari institusi pendidikan yang berkualitas unggul. Sebaliknya,
kemunduran sebuah peradaban suatu bangsa, bahkan kehancurannyapun juga
ditentukan oleh rendah atau buruk mutu SDM. Dan sudah barang tentu SDM yang
buruk dipengaruhi oleh institusi pendidikan yang tidak direncanakan dengan baik.
Untuk perspektif yang demikian, maka
pendidikan berkualitas, adalah persaratan yang mutlak diperlukan untuk
melahirkan SDM terbaik sebagai pelaku perobahan di masa depan.
Pendidikan menjadi media yang bertujuan
untuk menghasilkan kualitas manusia yang diperlukan guna memimpin proses
terwujudnya peradaban baru. Peradaban yang membesakan manusia dari kebatilan,
kekufuran, dan semua struktur kedazaliman yang mendominasi kehidupan manusia. Pendidikan
mengkonstruksi kualitas manusia yang diperlukan, ialah manusia yang memerankan
diri sebagai khlifatullah filard, yaitu
menjadi wakil Tuhan dan melaksanakan mandat tuhan di muka bumi, dengan tugas
utamanya ialah membangun peradaban dengan kekuatan ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk memakmurkan penduduk bumi dan hanya mengabdi kepada Allah. Jadi
pendidikan menghasilkan manusia unggulan yang semata mata mengandalkan pada
perpaduan proses antara iktiar dan taqdir
sebagai potensi kemanusiaan sejati. Dalam perspektif ini eksistensi manusia
ditentukan oleh seberapa besar ”kualitas dan kuantitas” produktivitas yang
dihasilkan. Makna kemanusiaanpun menjadi penting, terletak pada seberapa besar
karya karya yang dihasilkan sanggup mentransformasi sejarah peradaban umat
manusia.
Pendidikan Islam merupakan anti tesis terhadap pendidikan dewasa
ini, yang mendasari pada falsafah helenistik, yang sangat kuat berorientasi
pada dimensi antroposentrisme dan
cosmosentrisme, yang menjadi pangkal falsafah materialism. Hingar bingar
peradaban dunia modernpun merupakan produk dari falsafah keilmuan yang berbasis
pada faham materialism tersebut. Yaitu suatu falsafah yang menyimpang dari
hakekat kebenaran universal atau kebenaran Ilahi. Maka proses terpenting
pendidikan dalam Islam, ialah mengeksplorasi ayat ayat Tuhan baik yang tertulis
dalam al-Quran maupun fenomena alam yang terjadi. Fenomena alam merupakan ayat
Tuhan (ayat kauniyah), sedangkan ayat ayat alquran adalah dalil qouliah
(tertulis) keduanya mempunyai hubungan dealektika fungsional. Bila terus
dibenturkan secara dealektis tentu akan melahirkan teori teori baru,
pengetahuan baru yang menjadi dasar bangunan kerangka peradaban modern.
Dengan memahami sumber sumber tadi
maka sesungguhnya pendidikan Islam memiiliki fungsi untuk mengenalkan dan
menegaskan bahwa manusia ialah zat yang bertuhan. Kehidupan dengan ketinggian
ilmu hanya dimaksudkan untuk mengabdi kepada Allah semata. Dengan pendekatan
atau cara pandang yang demikian, tentu pendidikan akan melahirkan suatu
peradaban yang kaafah, dan tidak
dikotomistis seperti sekarang. Selayaknya harus diakui bahwa secara empiris, peradaban dunia memang didominasi oleh
perspektif rasionalisme dan empirisme Yunani yang parsial, yang jauh bahkan
anti pada zat Illahi yang tarnsedental. Tentu wujud peradaban dunia yang bersifat
parsial ini, merupakan produk falsafah keilmuan yang dikotomis, adalah
menyesatkan dan merugikan manusia.
Dalam sejarah perkembangan keilmuan,
evolusi suatu ilmu yang melahirkan anatomi ilmu baru, disebabkan oleh suatu
proses yang dinamis, yaitu seberapa besar ilmu tersebut bersentuhan dengan
realitas empiris dan memberikan manfaat bagi tumbuhnya suatu peradaban. Begitupula
berbagai perubahan pada sejarah kehidupan umat manusia, dalam sekala apapun
tetap dipengaruhi oleh kualitas SDM yang saintis dan bermartabat. Secara aksiologis, peranan ilmu sangat
menentukan proses pembebasan manusia dari tirani penindasan structural dan
cultural. Ilmu juga yang menginspirasi perspektif baru tentang gambaran masa depan yang dihadapi
manusia dalam dimensi ruang waktu yang terus berubah. Ilmu, mengukuhkan
confidensi, integritas dan kedaulatan kemanusiaan, sehingga setiap manusia memiliki
prinsip prinsip moral dalam membangun loncatan peradaban besar. Tidak sedikit kehancuran
suatu peradaban, besar maupun kecil oleh SDM yang tidak bermartabat. Banayak
contoh yang dapat dipetik dari goresan sejarah umat manusia yang sudah terjadi
tentang kehancuran peradaban di tangan kebodohan manusia.
Peradaban besar selalu terlahir
oleh sebuah proses epistemolgi yang
benar, dibangun diatas ontology yang
benar yaitu ontology universal atau ontology Ilahiyah. Dari bangunan ontology itu,
dikembangkan dengan metodologi yang
benar dan tepat, untuk merahi tujuan aksiologis
peradaban yang memartabatkan manusia. Dalam dealektika peradaban yang dibangun
atas teori teori ilmiah itu, sudah barang tentu akan melahirkan tesis tesis
terbaru tentang kebenaran dan kegunaan suatu ilmu. Dalam sejarah perkembangan
ilmu ilmu, juga sejarah perkembangan peradaban, senantiasa terkait peran keterlibatan
manusia dan institusi pendidikan dalam proses pengembangannya. Dengan begitu,
antara Manusia, Ilmu, dan lembaga Pendidikan, merupakan corelasi yang kohesif
dan mutlak diperlukan secara terus menerus untuk membuahkan benih benih
pertumbuhan peradaban baru.
Kemajuan peradaban suatu bangsa, tidak
pernah lahir dari ruang kosong, melainkan lahir dari ruang sejarah yang sarat
dengan pergumulan kritis. Begitupula halnya dengan sejarah perkembangan
peradaban Islam. Bahwa kemunculan
Peradaban Islam, yang mencapai puncak kejayaan di masa kekuasaan bani Abbasiah
dan Muawiyah, merupakan anti tesis
dari rangkain panjang pertarungan peradaban Yunan, Romawi, Parsia, Mesir maupun
Cina, India di belahan Timur. Di mana hasrat kemuliaan manusia muslim untuk
memperlebar ruang peradaban yang berdimensi Islamis. Yaitu peradaban yang membebaskan,
mensejahterakan, mensetarakan dan mengotonomikan kedaulatan manusia sebagai
hamba dan kholifah Allah yang berbakti.
Proses pergumulan manusia dalam
kompleksitas social, maupun lingkungan non sosoal, adalah bahagian dari tanggungjawab
bahkan keharusan keilmuan dari para ilmuan, dan pelaku peradaban dalam
mensikapi dan mensifati nilai, dan watak gelombang kehidupan secara esensial.
Mengingat, ruang ruang pergumulan social dan non sosial bagaikan laboratorium terbuka,
atau universal leberary, di tempat
itulah manusia mengekspresikan watak keilmuan dan watak kemanusiaan yang
melakukan eksplorasi, riset yang mendalam berkaitan dengan bidang keilmuan
tertentu, atau konvergensi antar satu bidang ilmua dengan bidang keilmuan yang lain,
guna melahirkan The Unity of Knowledge. Pendekatan ini dimaksudkan
agar dapat menemukan jawaban actual dan relevan terhadap sejumlah persoalan
yang muncul di tengah tengah gelombang kehidupan semesta. Dengan begitu, suatu
bidang keilmuan yang menjadi kerangka peradaban akan terus mengalami
perkembangan secara revolusioner, dan bermanfaat pada ruanag lingkup yang lebih luas.
Perkembangan tersebut, sekaligus mengundang para peminat ilmu, dan pelaku
peradaban terus menjadi ilmuan, untuk meningkatkan mutu keahliannya yang
sanggup mencetak konstruksi peradaban baru yang menjamin kesetaraan dan
kesederajatan sosial, ekonomi, politik dan budaya antar bangsa, tanpa
diskriminasi.
Di tanah air, tidak sedikit
lembaga pendidikan yang lahir di zaman penjajahan, zaman revolusi, maupun pasca
kemerdekaan. Lembaga lemabaga pendidikan tersebut, telah menyumbangkan karya besar
berupa landasan moral dan konstitusi politik bagi terbentuknya budaya atau etos
kebernegaraan dan kesebangsaan kita. Tidak sedikit pula pemimpin terbaik, tokoh
bangsa ternama yang lahir dari proses pendidikan di zaman yang sarat dengan
penindasan itu. Proklamator Indonesia, Founding
Fathers bangsa, pejabat negara di awal kemerdekaan, adalah orang yang
dilahirkan dari rahim lembaga lembaga pendidikan di zaman kolonial. Mereka
telah mendedikasihkan hidup dan perjuangan mereka untuk terbentuknya negara
bangsa yang berdaulat. Indonesiapun menjadi terkenal di fora Internasional
sebagai negara besar yang bermartabat.
Dalam proses ini tidak sedikit
lembaga pendidikan Islam dilahirkan oleh institusi keummatan. Seperti Perserikatan
Muhammadiyah (1912) membangun pendidikan modern, Perguruan Thawalib (1818) dengan
madrasah diniah, Nahdatul Ulama (1926) dengan Pondok Pesantren, adalah contoh terbaik lembaga pendidikan Islam
di Indonesia yang telah mengukir karya besar untuk Indonesia. Ikhtiar ini
menunjukan betapa tokoh tokoh Islam memiliki komitmen yang kuat, cita cita
luhur, pemikiran besar, untuk membangun peradaban
bangsa dan negara di masa depan diatas pilar pilar Islam.Ternyata karya mereka
meskipun terkesan sederhana pada awalnya, namun buah karya peradaban yang dihasilkan
mempunyai kualitas yang tidak sesederhana seperti langkah awal ikhtiar
peradaban itu dimulai. Generasi yang dihasilkan memiliki kualitas unggulan, menjadi
negarawan yang bermartabat, politisi yang
berkaracter, perjuangan mereka untuk kehormatan bangsa dan negara, bukan untuk
kelompok apalagi diri sendiri. Sebagai pemimpin mereka sanggup merumuskan
konstitusi modern dan memimpin Indonesia, dengan meletakan format ke-Indonesiaan
dalam bingkai NKRI melalui mosi integrasi.
Dalam konteks yang sama, untuk memperkuat
eksistensi negara bangsa yang berbasis peradaban Islam, khususnya di wilayah
NTT, umat Islam yang minoritas, maka diperlukan pemikiran strategis yang
memiliki daya jangkau yang luas. Oleh sebab itu kehadiran Lembaga Pendidikan
Islam yang mendidik dan mencerdaskan kader kader daerah menjadi pemimpin local
sekaligus menjadi agent perobahan sangat penting didirikan. Pasca kemerdekaan
seorang tokoh local H. Ibrahim Tuan Dasi
dan anaknya Abdu Syukur Ibrahim Dasi,
bersama sejumlah pemuka masyarakat Lamakera diantaranya Abdul Kader Shikka Songge,
Imam Mitan Dasi, Ahmad Bapa, Usman Mahing, Bapa Tuan Karonang, Ebba Kukun, Ebba
Sinun dll, mereka mempelopori gerakan peradaban Islam NTT melalui institusi “Taman
Pendidikan Syukur” yang dimulai dari Lewotana Lamakera. Di atas tanah tandus nan
gersang inilah pilar dan tonggak peradaban Islam NTT dimulai.
Gagasan strategis ini dimulai
dengan menyempurnakan program SR (Sekolah Rakyat) dari 3 thn menjadi 6 thn (tamat).
Penyempurnaan program ini diikuti dengan mendatangkan guru sendiri diluar biaya
pemerintah. Ikhtiar peradaban ini untuk mengatasi kebijakan pendidikan yang
bernada diskriminatif yang dilakukan
oleh pemerintah setempat terhadap masyarakat Lamakera saat itu. Apalagi secara
ekonomis warga muslim Lamakera dan Solor Timur bahkan Flores Timur pada umumnya
belum sanggup menyekolahkan anak anak mereka ke luar wilayah Flores Timur. Hanya
keluarga yang memilki kualifikasi social tertentu, dapat menyekolahkan anak
anak mereka pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu Pak Abdu Syukur ID,
dengan segala keberanian dan dukungan para orang tua di Lewotanah Lamakera,
mendirikan SMPI (Sekolah Menengah
Pertama Islam) untuk mempung angkatan pertama dari kls VI yang segerah tamat. Beberapa
saat kemudian SMPI berubah nama menjadi PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama). PGAP
4 Thn ini merupakan lembaga Pendidikan Islam menengah yang pertama di NTT.
Sungguh kehadiran PGAP ini menjadi hal yang sangat penting bagi umat Islam,
bagai mata air yang mengalirkan nilai nilai Islam menembus pada gersang
peradaban. Angakatan pertama tamatan
PGAP ini sebahagian besar mengabdikan diri di masyarakat mejadi guru agama dan
tenaga muballig di berbagai tempat di lingkungan Flores Timur, sebahagian yang
lain melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pada PGAN 6 thn Ende,
Mataram, dan Malang.
Melalui Yayasan Tarbiyatul
Islamiyah, Berdirilah PGAN 6 Thn Ende dan Kupang, juga merupakan starategi lanjutan yang
diinsiatifi oleh Pak Syukur ID. Kedua sekolah ini, selain untuk mensuplai
tenaga pengajar madrasah, mengisi job pada departemen agama di Propinsi dan Kabupaten
di lingkungan NTT, dan juga menampung tamatan PGAP 4th yang berdiri
di berbagai tempat dibawah asuhan Tarbiyah. Dalam perkembangannya kedua sekolah
ini menjadi sekolah favorit yang diminati oleh para pelajar islam saat itu. Kedua
sekolah bergengsi ini, telah menyumbangkan kemajuan Islam di kawasan tersebut
sampai dengan saat ini. Akibat perubahan kebijakan kedua sekolah ini berubah
menjadi MTsN dan MAN baik di Ende maupun Kupang. Adalah tidak heran bila
kemudian, kader kader Pak Syukur yang lain terus menggumuli pemikirannya dengan
mendirikan PGAP di beberapa tempat yang lain. PGAP Kelikur, PGAP Reo, PGAP
Lewohayong, PGAP Harawura, PGAP Sagu misalnya. Semua PGAP sementara ini telah
berubah nama menjadi MTS, dan beberapa diantaranya sudah dinegerikan termasuk
MTsN Lamakera, Kedang, Reo dll. Selain Mendirikan PGAP, Para kader Pak syukur
juga mendirikan ratusan madrasah ibtidaiyah di berbagai tempat di lingkungan
NTT.
Sebagai arsitektur Peradaban Islam
NTT, Pak Syukur ID, telah berhasil membangun Landasan Infrastruktur Peradan Islam mulai dari Lamakera. Pak
Syukur yang merancang dan memimpin Program Pendidikan Islam, buah karya yang
dihasilkan sementara ini telah melahirkan ribuan kader yang berpendidikan
tinggi, sementara ini mereka mengbdikan diri sebagai tenaga pendidik, birokrat,
politisi, pekerja social. Tapi karya Pak Syukur belum berhasil melahirkan ilmuan besar, ideolog besar,teolog besar,
arsitektur dan ahli ahli tentang masa depan (futurist). Tugas Pak Abdu
Syukur ID tentang Peradaban Islam NTT dari Lewotanah Lamakera, yang kita namakan
sebagai Lamakera Jilid I telah selesai.
Tugas selanjutnya sebagai anak ideologis
Pak Abdu Syukur ID, saatnya kita mengambil over estafeta Gerakan Peradaban Islam dengan merumuskan langkah strategis lebih
lanjut sesuai dengan peluang dan tantangan yang dhadapi. Merumuskan agenda
peradaban dengan paradigm baru, menjawab
permasalahan sekaligus menciptakan peluang pembangunan umat dalam berbagai
aspek. Sehingga misi Peradaban Islam dari Lamakera terus berjalan dengan tidak
sekedar menjawab kebutuhan umat jangka pendek, tetapi sekaligus menciptakan
loncatan baru. Yaitu mengangkat kehormatan social umat, membebaskan umat dari
penindasan politik dan kebudayaan, menghilangkan disparitas social dalam beragama dan berbudaya, mendongkrak keterbelakangan
kebudayaan, maupun keterpurukan akhlak. Dengan menguasai pintu pintu peradaban Islam.
Gerbang peradaban Islam yang akan kita mulai dari Lamakera, membawa pesan
langit menyentuh realitas empiris, menyatukan ide ide langit dengan kenyataan
bumi, sehingga umat Islam dapat memecahkan persoalan kekinian dan keakanan,
oleh pemikir pemikir Islam yang lahir dari rahim Lamakera kelak.
Saatnya kita bersatu dalam visi
dan Misi mengusung gerakan kelanjutan Peradaban Islam NTT dari Lewotanah Lamakera,
dengan mendirikan Madrasah Aliyah Plush. Lamakera menjadi epicentrum yang menggerakan saraf saraf, molekul molekul yang
menggetarkan jagat kosmologi Islam NTT. Sarat yang terpenting dalam mengusung
agenda ini, sesama kader Ideologis Pak Syukur, kita memulai dengan saling pengertian,
keterbukaan sasama, hindari prasangka negative, saling mencurigai yang
memperlemah saraf saraf prgerakan, hargaialah prinsip kemerdekaan dan
keberanian untuk memulai sebuah pemikiran besar. Mengingat kunci kesuksesan bukan
saja terletak pada kekayaan Sumber Daya Alam, melaiankan pada Sumber Daya
Manusia. Kunci kesuksesan juga bukan terletak pada kekuatan Ideology Politik
semata, melainkan pada system nilai budaya masyarakat. Nah Lamakera saat ini
dirahmati Allah dengan memiliki kedua modal tersebut, tumpukan SDM serta nilai
luhur budaya yanag sangat baik dan kuat.
Gagasan Madrasah Aliyah Plush,
secara inplisit dan eksplisit telah didiclear
oleh dua Putra Terbaik Lamakera: H.M. Syarifin Maloko, SH, M.Si, MM dan
H.
M. Ali Thaher Persaong, SH. M.Hum, dalam pidato Peletakan Batu Pertama Pembangunan
Menara dan Renovasi Masjid al Ijtihad, Tgl 09 April 2011 yang lalu. Gagasan ini
mendapat apresiasi dan dukungan positif oleh ketua ketua adat, tokoh tokoh
Lamakera, maupun ribuan warga muslim Solor Watan Lema yang menghadiri acara
tersebut. Olehnya melalui event Reuni IV Putra Putri Lamakera Se Indonesia,
yang ditandai dengan Peresmian Masjid dan Menara al Ijtihad, serta Madrasah
Aliyah Plush Lamakera, adalah momentum terpenting yang menandai Tonggak
Kebanagakitan Lamakera Jilid II.
IV. Rumusan Persoalan
Kenapa diperlukan Madrasah Aliyah
Plush sebagai Tonggak Kebangkitan Lamakera jilid II dalam Gerakan Peradaban
Islam di NTT ?.
1. Lewotanah
Lamakera, merupakan salah satu perkampungan Islam, yang menjadi anatomi kemajuan
peradaban NTT. Antara Islam dan orang orang Lamakera bagikan dua sisi mata
uang, dalam fungsi dan perannya tidak bisah dipisahkan. Nilai nilai tauhid
telah menyatu dalam gerakan social masyarakat Lamakera. Tetapi fakta fakta itu
kian menyurut dan suram dewasa ini.
2. Umat Islam
Lamakera maupun muslim NTT pada umumnya belum punya ulama dan ilmuan besar,
pemikir Islam, ahli masa depan (futuris), maupun ilmuan ternama dari berbagai
disiplin ilmu. Bahkan tenaga ideolog muslim cenderung berkurang. Terlebih lagi
di Lamakera sementara ini sudah memiliki masjid besar dilengkapi dengan menara
setinggi 40 meter, sebagai simbul inspiratif kemajuan Peradaban Islam, perlu
didukung oleh sebuah lembaga pendidikan Islam yang bertaraf Internasional.
3. Kondisi
kosmologi Lewotanah Lamakera yang tandus, kering, gersang dan daerah-daerah
lain yang sejenisnya, tentu sangat merindukan kehadiran tipecal saintis
tertentu, pada zamannya akan sanggup membangun dan mengejarketertinggalannya.
4. Lewotanah
Lamakera dan kampong kampong islam disekitar kecamatan Solor Timur Kabupaten
Flores Timur NTT, yang mayoritas penduduknya beragama Islam belum memiliki SLTA
Islam, setingkat Madrasah Aliyah.
5. Mega trand
globalisasi, modernisasi dan demokratisasi yang berwatak liberalistis, kapitalistis
dan individualistis, dengan segala resiko dan dampakanya, telah mengintervensi
wilayah domestik muslim. Namun di sisi lain umat Islam tidak memiliki kemampuan
yang cukup untuk mensikapi. Bahkan spirit kebangsaan kita yang bersifat gotong
royong, ikatan social yang kuat, yang dibalut oleh nilai nilai budaya luhurpun
akan terdekonstrucsi oleh mega trand tersebut. Maka diperlukan Cosntukci Paradigma Baru yang berbasis Ilmu, Agama dan Budaya dalam Pertarungan
Peradaban Modern.
Mencermati dasar pemikiran dan
rumusan persamalahannya maka sudah saatnya Lamakera dan sekitarnya memerlukan kehadiran
sekolah standard dan berkualitas setingkat SLTA, yaitu Madrasah Aliyah Plush,
yang akan dimulai pada bulan Juli 2011 tahun ajaran mendatang.
Tujuan
Madrasah Aliyah Plush.
Madrasah Aliyah Plush didirikan di
Lewotanah Lamakera dengan tujuan:
1. Menjawab
kebutuhan orang tua di Lewotanah Lamakera dan Solor Timur, Flores Timur untuk menyekolahkan
anak anak pada jenjang pendidikan SLTA bidang program study Islam dan kejuruan.
2. Mengukuhkan
identitas cultur keisliman, keilmuan,
kebudayaan warga Lamakera maupun Solor Timur, Flores Timur pada umumnya,
agar umat Islam memiliki convidensi social, dan martabat keummatan di tengah
tengah comunitas social lainnya.
3. Mencetak kelahiran
Ulama ilmuan, Pakar Pakar Islam di berbagai bidang ke ilmuan, Ahli ahli Masa
Depan (Futurist), menjadi pilar dan pijar visioner yang sanggup membawa
perobahan besar, dan sanggup memimpin pertarungan dalam arus persaingan dunia
modern.
4. Sebagai
bentuk dari kesinambungan sejarah Gerakan Peradaban Islam, maka ingin
menjadikan Lewotana Lamakera kembali sebagai epicentrum Peradaban Islam NTT di masa mendatang.
5. Merespon
mega trand Globalisasi, Modernisasi, Demokratisasi, yang berwatak kapitalis
leberalis dan individualis, sala satunya atau satu satunya cara ialah dengan memformat Pendidikan Islam setingkat
Madrasah Aliayah Plush yang berkualitas unggul.
V.
Gamabaran
Madarasah Aliyah Plush
1. Kurikulum:
Sebagaimana
Madrasah Aliyah pada umumnya, MA Plush Lamakera ini juga menggunakan standar
kurikulum yang terpadu antara Kementrian Agama RI. Dan Kementrian Pendidikan
Nasional RI. Adapun bidang ke khususannya itu ditambah program ekstra kurikuler
yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Latin, Ilmu Mantiq, Bacaan kitab
karya ulama besar seperti Al-Muqoddimah ibn Chaldun, Ibn Taimiyah, dll. Dan Perkantoran.
2. Siswa
belajar dan tinggal di asrama.
3. Prasarana:
Ruang ibadah, Perpustakaan, Laboratorium, fasilitas olahraga,
4. Guru guru
pendukung: Sementara ini telah tersedia setidaknya 25 sarjana S1, bidang agama,
social, eksakta, bahasa (arab dan inggris) sudah tersedia. Dan guru juga
diseleksi sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.
5. Untuk
sementara waktu kegiatan belajar mengajar MA Plush, dengan menggunakan gedung
pinjaman milik MTsN Lamakera.
VI. Gambaran Lokasi Madrasah Aliyah Plush
Rencana
bangunan MA Plush Lamakera, akan dibangun secara terpadu dalam satu kompleks.
Adapun rencana tempat untuk bangunan permanen kompleks MA Plush berlokasi di
dalam 1 kompleks dengan Madrasah Ibtidaiyah Suwata (MIS) Tarbiyah lamakera Diatas
tanah 1 hektar, akan dibangun beberapa gedung: Gedung Madrasah, Gedung
Laboratorium, Gedung Aula, Gedung Asrama, Gedung Perpustakaan dan Rumah Ibadah.
VII. Sekolah Sekolah Pendukung
Madrasah
Aliyah Plush didukung oleh beberapa Madrasah Sanawiyah dan SMP yang sudah ada:
1. MTsN
Lamakera
2. MTs
Lohayong
3. MTS
Lamawai
4. SMP Negeri
Menanga
5. Dan
beberapa SLTP di sekitar Wilayah Kepulauan Solor.
VIII. Rencana Pelaksanan Kegiatan Belajar dan
Mengajar
Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dimulai pada thn ajaran baru, Juli 2011. Untuk hal ini
telah dan akan dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Pembentukan
Panitya
2. Sosialisasi
dan informasi ke berbagai tempat dan sekolah melalui kunjungan, brosur, spanduk
dll.
3. Registrasi
calon Siswa
4. Selekasi
calon siswa
5. Pengumuman
hasil seleksi
6. Registrasi
kembali siswa yang lulus seleksi
7. Pembukaan
thn ajaran,
8. Pekan
Perkenalan Siswa dan Lingkungan Pendidikan
IX. Kerja Sama Lembaga Lembaga Pendukung Aliyah
Plush
Proses
pengembangan Maadrasah Aliyah Plush Lamakera akan diikuti dengan kerjasama
peningkatan mutu pendidikan oleh fihak pengelola dengan beberapa lembaga
pemerintah maupun suwasta, misalnya:
Kementrian
Agama RI, Kementrian Pendidikan Nasional RI, Kementrian Ristek dan BPPT, Kementrian
Kehutanan RI, Lembaga Pengembangan Bahasa Arab/LIPIA, Pondok Modern Gontor
Ponorogo, Pondok Pesantren Darunnajah, Balai Pustaka RI, Universitas Nusa
Cendana Kupang, Universitas Flores Ende, PTIQ Jakarta, UGM Yogyakarta, UI
Jakarta, IP. Bogor Jabar, UIN Yogyakarta, UIN Jakarta, Universitas di
Lingkungan Perserikatan Muhammadiyah,Universitas Al-Azhar Mesir, usat Kajian
Pemikiran dan Peradaban Islam, Dll.
SUSUNAN
PANITYA:
A.
INISIATOR:
M. Ali Taher Perasong SH, M. Hum
Ny. Hj. Sri Muriarti HM Ali Taher
Perasong S.Pd.
M. Syarifin Maloko, SH, MSI, MM
Ketua ketua 7 Suku Lamakera
Penanggung
Jawab:
1. Yayasan
Tarbiyatul Islamiayah Flores Timur NTT
2. Persatuan
Keluarga Lamakera Solor (PKLS) Jakarta
Pelindung:
1. Imam
Masjid al-Ijtihad Lamakera
2. Majlis
Adat Lamakera
3. Kepala
Desa Motonwutun
4. Kepala Desa
Watobuku
Penasehat:
1. HM. Saleh
DM (Suku Kukun Onang)
2. Hamka K.
Songge (Suku
Lewo Kololodo)
3. Ilyas`Liwu (Suku Kampung Lamakera)
4. H.
Jalil (Suku Hari
Onang)
5. Kasim Koli (Suku Lawerang)
6. Suhaimin S
Rejab (Suku Ema Onang
7. Jati Kikon (Suku Kiko onang)
Ketua: MHR.
Shikka Songge
Sekretaris: Abdul
Haris Hamid
Anggota: Ahmad
Hasan, Syamsuddin Kia Purap, Abubakar B. Boleng, Hafid TS, Usman Budi, Ahmad Sahar,
Abdullah Arsit, Bahruddin Dato, Raudah Abbas, M. Natsir HS. Songge, Latif Mukin,
rba Dajah Songge, Rugaya Salem Belaga, M. Rifai, Akbar Wahab, St. Nurhayati S.
Dasi, M. Idris Prakon, Syukur Hamsid, Muhammad Malik Songge, Chodijah Gafur, Siti Suratmin Kikon, Muhammad Ismail, Jamilah
Libak, ahruddin Mukin, Luth Laben, Husen Laben Songge, Fadli BK. Songge, Sofiyan
Udrus Maloko, Rusli Latif, Qodariyah Rahmani, Syhariati Endang, Ummi Hani
Mahing, Aini Mustafa
bangga lamakeraku...
BalasHapussemoga dengan program yang akan di laksanakan ini, lamakera terus melahirkan generasi unggulan yang mampu memajukan bangsa dan lamakera tercinta.