Senin, 15 Oktober 2012

proyek Maadrasah Aliyah Plush






PROYECT PROPOSAL
MADRASAH ALIYAH PLUSH
Lamakera Solor Timur Flores Timur NTT

1.  Nama Proyek:
Madrasah Aliyah Plush (MA Plush) Lamakera
2.  Rencana Pelaksanaan KBM dimulai:
Tahun Ajaran Baru Juli 2011
3.  Rencana Lokasi:
Lamakera Solor Timur Flores Timur NTT
4.  Program Study/Jurusan:
Program Utama Agama Islam, Program Pilihan: Bahasa dan Perkantoran.
5.  Anggaran Biaya Proses Persiapan:
6.  Lembaga Penyelenggara:
Yayasan Tarbiyatul Islamiyah Flores Timur NTT dan
Persatuan Keluarga Lamakera Solor (PKLS) Jakarta

Lamakera 10 Mei 2011
 Bismillahirrahmanirrahiem

I.          Landasan Nilai:

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menciptakan kholifah di muka bumi”. Malaikat berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji Mu dan mensucikan nama Mu ? Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui dari apa yang tidak kamu ketahui”. Dan Dia ajarkan kepada Adam, nama nama benda semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, sebutkan nama nama benda jika kamu yang benar ? Para malaikat menjawab, maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kami. Sesungghunya Engkaulah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Dan Allah berfirman, wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama nama itu, setelah Adam menyebutkan nama nama itu, Allah berfirman, bukankah telah Aku katakana kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan ? Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada Adam, maka bersujudlah kecuali iblis, Ia menolak dan menyombongkan diri, ia termasuk orang orang kafir.
(QS. Al-Baqoroh 30 -34)

1.    Pada hari ini Aku sempurnakan agama untukmu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku untukmu, dan Aku Ridai Islam sebagai agamamu,
(QS. Al-Maidah: 3)
    
2.    Wahai bangsa Jin dan Manusia, andaikata kamu sekalian sanggup menembus ruang angkasa atau batas antar langit dan bumi, maka tembuslah, namun kamu sekalin tidakan sanggup menembus ruang antara batas langit dan bumi kecuali dengan kekuatan ilmu pengetahuan (assulthon).
(QS. Arrahman 33).

3.   Tidak sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap tiap golongan diantara kamu beberapa orang untuk memperdalam pengatahuan mereka tentang agama, dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka dapat menjaga dirinya. (QS. At- Taubah 122)
4.   Barang siapa menghendaki kebahagiaan dunia maka dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki kebahagiaan hari akhirat, maka dengan ilmu dan barang siapa ingin kebahagiaan dua duanya juga dengan ilmu.(HR. Mutafaqqun alaih)
II.          Landasan Teoritis:
1.    Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie: Kemajuan suatu bangsa, dalam merahi masa depan, maupun persaingan kebudayaan antar bangsa ditentukan oleh SDM yang menguasai ilmu pengetahuan. Penguasa ilmu pengetahuan adalah cara yang paling tepat penguasaan SDA, dan penguasaan SDA, adalah cara untuk memartabakan suatu bangsa.
2.    Dr. Azraie Zakaria, MA: Dalam dunia pendidikan dijumpai 3 aliran pendidikan sesuai dengan pandangan tentang manusia, yaitu Empirisme, Nativisme, dan Konvergensi. Empirisme, aliran pendidikan yang menitikberatkan peranan lingkungan sebagai penyebab timbulnya tingkah laku – yang dipelopori oleh Jhon Locke (1632-1704 M) berkebangsaan Inggris. Jhon Locke berpendapat bahwa manusia dilahirkan, seperti kertas kosong, putuh bersih (tabularasa). Nativisme, suatu aliran pendidikan yang dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1768-1860 M) berkebangsaan Jerman berpendapat manusia dilahirkan telah membawa bakat yang secara cepat atau lambat  bakat tersebut akan terwujud. Konvergensi, aliran pendidikan yang dipelopori oleh William Stern (1871-1939 M), merupakan paduan empirism dan nativisme. Aliran ini berpendapat bahwa keperibadian seseorang dibentuk dan dikembangkan oleh sistem dasar dan sistem ajar.
3.    Athiah Muhayat, MA: Pendidikan Islam memadukan antara aliran empirisme, nativisme, konvergensi pendidikan tersebut dengan tujuan untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas insan kamil (manusia paripurna), yang akan mengabdikan diri kepada Allah dengan segala keahlian yang dimiliki
4.    Dr. Syafii Maarif; Secara umum falsafah pendidikan dalam Islam, harus mampu mengawinkan antara tuntutan otak dan tuntutan hati.Tidak seperti yang berkembang dalam dunia modern sekarang. Barat terlalu sibuk dengan urusan otak dan teknik, sementara dunia Timur sebagian masih saja tenggelam dalam urusan spiritualism dan ilmu tenun. Pendidikan Islam berfungsi melahirkan kualitas manusia terbaik (ahsanitaqwim) dengan menyatukan kekuatan fikir dan zikir, sehingga dapat melahirkan SDM bercoraks Ulu albab. Yaitu sosok manusia otak dan jantungnya hidup secara dinamis dan kreatif dalam memahami dan merasakan kehadiran segala sumber yang ada dalam pengembangan dan pengembaraan intelektual dan spiritualnya. Dari sini akan lahir manusia yang berkualitas unggul dengan wisdom, yang sanggup menciptakan revolusi peradaban Islam.

III.       Dasar Pemikiran:
Sejarah menunjukan bahwa berbagai perubahan besar, baik yang bersekala dunia maupun local, begitupula beragam peradaban yang saat ini mendunia, sangat ditentukan oleh Sumber  Daya Manusia (SDM) yang terbaik. Dan pada umumnya SDM terbaik lahir dari institusi pendidikan yang berkualitas unggul. Sebaliknya, kemunduran sebuah peradaban suatu bangsa, bahkan kehancurannyapun juga ditentukan oleh rendah atau buruk mutu SDM. Dan sudah barang tentu SDM yang buruk dipengaruhi oleh institusi pendidikan yang tidak direncanakan dengan baik.
Untuk perspektif yang demikian, maka pendidikan berkualitas, adalah persaratan yang mutlak diperlukan untuk melahirkan SDM terbaik sebagai pelaku perobahan di masa depan.

Pendidikan menjadi media yang bertujuan untuk menghasilkan kualitas manusia yang diperlukan guna memimpin proses terwujudnya peradaban baru. Peradaban yang membesakan manusia dari kebatilan, kekufuran, dan semua struktur kedazaliman yang mendominasi kehidupan manusia. Pendidikan mengkonstruksi kualitas manusia yang diperlukan, ialah manusia yang memerankan diri sebagai khlifatullah filard, yaitu menjadi wakil Tuhan dan melaksanakan mandat tuhan di muka bumi, dengan tugas utamanya ialah membangun peradaban dengan kekuatan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk memakmurkan penduduk bumi dan hanya mengabdi kepada Allah. Jadi pendidikan menghasilkan manusia unggulan yang semata mata mengandalkan pada perpaduan proses antara iktiar dan taqdir sebagai potensi kemanusiaan sejati. Dalam perspektif ini eksistensi manusia ditentukan oleh seberapa besar ”kualitas dan kuantitas” produktivitas yang dihasilkan. Makna kemanusiaanpun menjadi penting, terletak pada seberapa besar karya karya yang dihasilkan sanggup mentransformasi sejarah peradaban umat manusia.

Pendidikan Islam merupakan anti tesis terhadap pendidikan dewasa ini, yang mendasari pada falsafah helenistik, yang sangat kuat berorientasi pada dimensi antroposentrisme dan cosmosentrisme, yang menjadi pangkal falsafah materialism. Hingar bingar peradaban dunia modernpun merupakan produk dari falsafah keilmuan yang berbasis pada faham materialism tersebut. Yaitu suatu falsafah yang menyimpang dari hakekat kebenaran universal atau kebenaran Ilahi. Maka proses terpenting pendidikan dalam Islam, ialah mengeksplorasi ayat ayat Tuhan baik yang tertulis dalam al-Quran maupun fenomena alam yang terjadi. Fenomena alam merupakan ayat Tuhan (ayat kauniyah), sedangkan ayat ayat alquran adalah dalil qouliah (tertulis) keduanya mempunyai hubungan dealektika fungsional. Bila terus dibenturkan secara dealektis tentu akan melahirkan teori teori baru, pengetahuan baru yang menjadi dasar bangunan kerangka peradaban modern.

Dengan memahami sumber sumber tadi maka sesungguhnya pendidikan Islam memiiliki fungsi untuk mengenalkan dan menegaskan bahwa manusia ialah zat yang bertuhan. Kehidupan dengan ketinggian ilmu hanya dimaksudkan untuk mengabdi kepada Allah semata. Dengan pendekatan atau cara pandang yang demikian, tentu pendidikan akan melahirkan suatu peradaban yang kaafah, dan tidak dikotomistis seperti sekarang. Selayaknya harus diakui bahwa secara empiris,  peradaban dunia memang didominasi oleh perspektif rasionalisme dan empirisme Yunani yang parsial, yang jauh bahkan anti pada zat Illahi yang tarnsedental. Tentu wujud peradaban dunia yang bersifat parsial ini, merupakan produk falsafah keilmuan yang dikotomis, adalah menyesatkan dan merugikan manusia.    

Dalam sejarah perkembangan keilmuan, evolusi suatu ilmu yang melahirkan anatomi ilmu baru, disebabkan oleh suatu proses yang dinamis, yaitu seberapa besar ilmu tersebut bersentuhan dengan realitas empiris dan memberikan manfaat bagi tumbuhnya suatu peradaban. Begitupula berbagai perubahan pada sejarah kehidupan umat manusia, dalam sekala apapun tetap dipengaruhi oleh kualitas SDM yang saintis dan bermartabat. Secara aksiologis, peranan ilmu sangat menentukan proses pembebasan manusia dari tirani penindasan structural dan cultural. Ilmu juga yang menginspirasi perspektif  baru tentang gambaran masa depan yang dihadapi manusia dalam dimensi ruang waktu yang terus berubah. Ilmu, mengukuhkan confidensi, integritas dan kedaulatan kemanusiaan, sehingga setiap manusia memiliki prinsip prinsip moral dalam membangun loncatan  peradaban besar. Tidak sedikit kehancuran suatu peradaban, besar maupun kecil oleh SDM yang tidak bermartabat. Banayak contoh yang dapat dipetik dari goresan sejarah umat manusia yang sudah terjadi tentang kehancuran peradaban di tangan kebodohan manusia.

Peradaban besar selalu terlahir oleh sebuah proses epistemolgi yang benar, dibangun diatas ontology yang benar yaitu ontology universal atau ontology Ilahiyah. Dari bangunan ontology itu, dikembangkan dengan metodologi yang benar dan tepat, untuk merahi tujuan aksiologis peradaban yang memartabatkan manusia. Dalam dealektika peradaban yang dibangun atas teori teori ilmiah itu, sudah barang tentu akan melahirkan tesis tesis terbaru tentang kebenaran dan kegunaan suatu ilmu. Dalam sejarah perkembangan ilmu ilmu, juga sejarah perkembangan peradaban, senantiasa terkait peran keterlibatan manusia dan institusi pendidikan dalam proses pengembangannya. Dengan begitu, antara Manusia, Ilmu, dan lembaga Pendidikan, merupakan corelasi yang kohesif dan mutlak diperlukan secara terus menerus untuk membuahkan benih benih pertumbuhan peradaban baru. 

Kemajuan peradaban suatu bangsa, tidak pernah lahir dari ruang kosong, melainkan lahir dari ruang sejarah yang sarat dengan pergumulan kritis. Begitupula halnya dengan sejarah perkembangan peradaban Islam. Bahwa kemunculan  Peradaban Islam, yang mencapai puncak kejayaan di masa kekuasaan bani Abbasiah dan Muawiyah, merupakan anti tesis dari rangkain panjang pertarungan peradaban Yunan, Romawi, Parsia, Mesir maupun Cina, India di belahan Timur. Di mana hasrat kemuliaan manusia muslim untuk memperlebar ruang peradaban yang berdimensi Islamis. Yaitu peradaban yang membebaskan, mensejahterakan, mensetarakan dan mengotonomikan kedaulatan manusia sebagai hamba dan kholifah Allah yang berbakti. 

Proses pergumulan manusia dalam kompleksitas social, maupun lingkungan non sosoal, adalah bahagian dari tanggungjawab bahkan keharusan keilmuan dari para ilmuan, dan pelaku peradaban dalam mensikapi dan mensifati nilai, dan watak gelombang kehidupan secara esensial. Mengingat, ruang ruang pergumulan social dan non sosial bagaikan laboratorium terbuka, atau universal leberary, di tempat itulah manusia mengekspresikan watak keilmuan dan watak kemanusiaan yang melakukan eksplorasi, riset yang mendalam berkaitan dengan bidang keilmuan tertentu, atau konvergensi antar satu bidang ilmua dengan bidang keilmuan yang lain, guna melahirkan The Unity of  Knowledge. Pendekatan ini dimaksudkan agar dapat menemukan jawaban actual dan relevan terhadap sejumlah persoalan yang muncul di tengah tengah gelombang kehidupan semesta. Dengan begitu, suatu bidang keilmuan yang menjadi kerangka peradaban akan terus mengalami perkembangan secara revolusioner, dan  bermanfaat pada ruanag lingkup yang lebih luas. Perkembangan tersebut, sekaligus mengundang para peminat ilmu, dan pelaku peradaban terus menjadi ilmuan, untuk meningkatkan mutu keahliannya yang sanggup mencetak konstruksi peradaban baru yang menjamin kesetaraan dan kesederajatan sosial, ekonomi, politik dan budaya antar bangsa, tanpa diskriminasi.

Di tanah air, tidak sedikit lembaga pendidikan yang lahir di zaman penjajahan, zaman revolusi, maupun pasca kemerdekaan. Lembaga lemabaga pendidikan tersebut, telah menyumbangkan karya besar berupa landasan moral dan konstitusi politik bagi terbentuknya budaya atau etos kebernegaraan dan kesebangsaan kita. Tidak sedikit pula pemimpin terbaik, tokoh bangsa ternama yang lahir dari proses pendidikan di zaman yang sarat dengan penindasan itu. Proklamator Indonesia, Founding Fathers bangsa, pejabat negara di awal kemerdekaan, adalah orang yang dilahirkan dari rahim lembaga lembaga pendidikan di zaman kolonial. Mereka telah mendedikasihkan hidup dan perjuangan mereka untuk terbentuknya negara bangsa yang berdaulat. Indonesiapun menjadi terkenal di fora Internasional sebagai negara besar yang bermartabat.

Dalam proses ini tidak sedikit lembaga pendidikan Islam dilahirkan oleh institusi keummatan. Seperti Perserikatan Muhammadiyah (1912) membangun pendidikan modern, Perguruan Thawalib (1818) dengan madrasah diniah, Nahdatul Ulama (1926) dengan Pondok Pesantren,  adalah contoh terbaik lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang telah mengukir karya besar untuk Indonesia. Ikhtiar ini menunjukan betapa tokoh tokoh Islam memiliki komitmen yang kuat, cita cita luhur, pemikiran besar,  untuk membangun peradaban bangsa dan negara di masa depan diatas pilar pilar Islam.Ternyata karya mereka meskipun terkesan sederhana pada awalnya, namun buah karya peradaban yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tidak sesederhana seperti langkah awal ikhtiar peradaban itu dimulai. Generasi yang dihasilkan memiliki kualitas unggulan, menjadi negarawan yang bermartabat, politisi yang berkaracter, perjuangan mereka untuk kehormatan bangsa dan negara, bukan untuk kelompok apalagi diri sendiri. Sebagai pemimpin mereka sanggup merumuskan konstitusi modern dan memimpin Indonesia, dengan meletakan format ke-Indonesiaan dalam bingkai NKRI melalui mosi integrasi.

Dalam konteks yang sama, untuk memperkuat eksistensi negara bangsa yang berbasis peradaban Islam, khususnya di wilayah NTT, umat Islam yang minoritas, maka diperlukan pemikiran strategis yang memiliki daya jangkau yang luas. Oleh sebab itu kehadiran Lembaga Pendidikan Islam yang mendidik dan mencerdaskan kader kader daerah menjadi pemimpin local sekaligus menjadi agent perobahan sangat penting didirikan. Pasca kemerdekaan seorang tokoh local H. Ibrahim Tuan Dasi dan anaknya Abdu Syukur Ibrahim Dasi, bersama sejumlah pemuka masyarakat Lamakera diantaranya Abdul Kader Shikka Songge, Imam Mitan Dasi, Ahmad Bapa, Usman Mahing, Bapa Tuan Karonang, Ebba Kukun, Ebba Sinun dll, mereka mempelopori gerakan peradaban Islam NTT melalui institusi “Taman Pendidikan Syukur” yang dimulai dari Lewotana Lamakera. Di atas tanah tandus nan gersang inilah pilar dan tonggak peradaban Islam NTT dimulai.

Gagasan strategis ini dimulai dengan menyempurnakan program SR (Sekolah Rakyat) dari 3 thn menjadi 6 thn (tamat). Penyempurnaan program ini diikuti dengan mendatangkan guru sendiri diluar biaya pemerintah. Ikhtiar peradaban ini untuk mengatasi kebijakan pendidikan yang bernada diskriminatif  yang dilakukan oleh pemerintah setempat terhadap masyarakat Lamakera saat itu. Apalagi secara ekonomis warga muslim Lamakera dan Solor Timur bahkan Flores Timur pada umumnya belum sanggup menyekolahkan anak anak mereka ke luar wilayah Flores Timur. Hanya keluarga yang memilki kualifikasi social tertentu, dapat menyekolahkan anak anak mereka pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu Pak Abdu Syukur ID, dengan segala keberanian dan dukungan para orang tua di Lewotanah Lamakera, mendirikan SMPI  (Sekolah Menengah Pertama Islam) untuk mempung angkatan pertama dari kls VI yang segerah tamat. Beberapa saat kemudian SMPI berubah nama menjadi PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama). PGAP 4 Thn ini merupakan lembaga Pendidikan Islam menengah yang pertama di NTT. Sungguh kehadiran PGAP ini menjadi hal yang sangat penting bagi umat Islam, bagai mata air yang mengalirkan nilai nilai Islam menembus pada gersang peradaban.  Angakatan pertama tamatan PGAP ini sebahagian besar mengabdikan diri di masyarakat mejadi guru agama dan tenaga muballig di berbagai tempat di lingkungan Flores Timur, sebahagian yang lain melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pada PGAN 6 thn Ende, Mataram, dan Malang.

Melalui Yayasan Tarbiyatul Islamiyah, Berdirilah PGAN 6 Thn Ende dan  Kupang, juga merupakan starategi lanjutan yang diinsiatifi oleh Pak Syukur ID. Kedua sekolah ini, selain untuk mensuplai tenaga pengajar madrasah, mengisi job pada departemen agama di Propinsi dan Kabupaten di lingkungan NTT, dan juga menampung tamatan PGAP 4th yang berdiri di berbagai tempat dibawah asuhan Tarbiyah. Dalam perkembangannya kedua sekolah ini menjadi sekolah favorit yang diminati oleh para pelajar islam saat itu. Kedua sekolah bergengsi ini, telah menyumbangkan kemajuan Islam di kawasan tersebut sampai dengan saat ini. Akibat perubahan kebijakan kedua sekolah ini berubah menjadi MTsN dan MAN baik di Ende maupun Kupang. Adalah tidak heran bila kemudian, kader kader Pak Syukur yang lain terus menggumuli pemikirannya dengan mendirikan PGAP di beberapa tempat yang lain. PGAP Kelikur, PGAP Reo, PGAP Lewohayong, PGAP Harawura, PGAP Sagu misalnya. Semua PGAP sementara ini telah berubah nama menjadi MTS, dan beberapa diantaranya sudah dinegerikan termasuk MTsN Lamakera, Kedang, Reo dll. Selain Mendirikan PGAP, Para kader Pak syukur juga mendirikan ratusan madrasah ibtidaiyah di berbagai tempat di lingkungan NTT.

Sebagai arsitektur Peradaban Islam NTT, Pak Syukur ID, telah berhasil membangun Landasan Infrastruktur Peradan Islam mulai dari Lamakera. Pak Syukur yang merancang dan memimpin Program Pendidikan Islam, buah karya yang dihasilkan sementara ini telah melahirkan ribuan kader yang berpendidikan tinggi, sementara ini mereka mengbdikan diri sebagai tenaga pendidik, birokrat, politisi, pekerja social. Tapi karya Pak Syukur belum berhasil melahirkan ilmuan besar, ideolog besar,teolog besar, arsitektur dan ahli ahli tentang masa depan (futurist). Tugas Pak Abdu Syukur ID tentang Peradaban Islam NTT dari Lewotanah Lamakera, yang kita namakan sebagai Lamakera Jilid I telah selesai.

Tugas selanjutnya sebagai anak ideologis Pak Abdu Syukur ID, saatnya kita mengambil over estafeta Gerakan Peradaban Islam dengan merumuskan langkah strategis lebih lanjut sesuai dengan peluang dan tantangan yang dhadapi. Merumuskan agenda peradaban dengan paradigm baru, menjawab permasalahan sekaligus menciptakan peluang pembangunan umat dalam berbagai aspek. Sehingga misi Peradaban Islam dari Lamakera terus berjalan dengan tidak sekedar menjawab kebutuhan umat jangka pendek, tetapi sekaligus menciptakan loncatan baru. Yaitu mengangkat kehormatan social umat, membebaskan umat dari penindasan politik dan kebudayaan, menghilangkan disparitas social dalam beragama dan berbudaya, mendongkrak keterbelakangan kebudayaan, maupun keterpurukan akhlak. Dengan menguasai pintu pintu peradaban Islam. Gerbang peradaban Islam yang akan kita mulai dari Lamakera, membawa pesan langit menyentuh realitas empiris, menyatukan ide ide langit dengan kenyataan bumi, sehingga umat Islam dapat memecahkan persoalan kekinian dan keakanan, oleh pemikir pemikir Islam yang lahir dari rahim Lamakera kelak.

Saatnya kita bersatu dalam visi dan Misi mengusung gerakan kelanjutan Peradaban Islam NTT dari Lewotanah Lamakera, dengan mendirikan Madrasah Aliyah Plush. Lamakera menjadi epicentrum yang menggerakan saraf saraf, molekul molekul yang menggetarkan jagat kosmologi Islam NTT. Sarat yang terpenting dalam mengusung agenda ini, sesama kader Ideologis Pak Syukur, kita memulai dengan saling pengertian, keterbukaan sasama, hindari prasangka negative, saling mencurigai yang memperlemah saraf saraf prgerakan, hargaialah prinsip kemerdekaan dan keberanian untuk memulai sebuah pemikiran besar. Mengingat kunci kesuksesan bukan saja terletak pada kekayaan Sumber Daya Alam, melaiankan pada Sumber Daya Manusia. Kunci kesuksesan juga bukan terletak pada kekuatan Ideology Politik semata, melainkan pada system nilai budaya masyarakat. Nah Lamakera saat ini dirahmati Allah dengan memiliki kedua modal tersebut, tumpukan SDM serta nilai luhur budaya yanag sangat baik dan kuat.

Gagasan Madrasah Aliyah Plush, secara inplisit dan eksplisit telah didiclear  oleh dua Putra Terbaik Lamakera: H.M. Syarifin Maloko, SH, M.Si, MM dan  H. M. Ali Thaher Persaong, SH. M.Hum, dalam pidato Peletakan Batu Pertama Pembangunan Menara dan Renovasi Masjid al Ijtihad, Tgl 09 April 2011 yang lalu. Gagasan ini mendapat apresiasi dan dukungan positif oleh ketua ketua adat, tokoh tokoh Lamakera, maupun ribuan warga muslim Solor Watan Lema yang menghadiri acara tersebut. Olehnya melalui event Reuni IV Putra Putri Lamakera Se Indonesia, yang ditandai dengan Peresmian Masjid dan Menara al Ijtihad, serta Madrasah Aliyah Plush Lamakera, adalah momentum terpenting yang menandai Tonggak Kebanagakitan Lamakera Jilid II.

IV.       Rumusan Persoalan
Kenapa diperlukan Madrasah Aliyah Plush sebagai Tonggak Kebangkitan Lamakera jilid II dalam Gerakan Peradaban Islam di NTT ?.
1.    Lewotanah Lamakera, merupakan salah satu perkampungan Islam, yang menjadi anatomi kemajuan peradaban NTT. Antara Islam dan orang orang Lamakera bagikan dua sisi mata uang, dalam fungsi dan perannya tidak bisah dipisahkan. Nilai nilai tauhid telah menyatu dalam gerakan social masyarakat Lamakera. Tetapi fakta fakta itu kian menyurut dan suram dewasa ini.
2.    Umat Islam Lamakera maupun muslim NTT pada umumnya belum punya ulama dan ilmuan besar, pemikir Islam, ahli masa depan (futuris), maupun ilmuan ternama dari berbagai disiplin ilmu. Bahkan tenaga ideolog muslim cenderung berkurang. Terlebih lagi di Lamakera sementara ini sudah memiliki masjid besar dilengkapi dengan menara setinggi 40 meter, sebagai simbul inspiratif kemajuan Peradaban Islam, perlu didukung oleh sebuah lembaga pendidikan Islam yang bertaraf Internasional.
3.    Kondisi kosmologi Lewotanah Lamakera yang tandus, kering, gersang dan daerah-daerah lain yang sejenisnya, tentu sangat merindukan kehadiran tipecal saintis tertentu, pada zamannya akan sanggup membangun dan mengejarketertinggalannya.
4.    Lewotanah Lamakera dan kampong kampong islam disekitar kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur NTT, yang mayoritas penduduknya beragama Islam belum memiliki SLTA Islam, setingkat Madrasah Aliyah.
5.    Mega trand globalisasi, modernisasi dan demokratisasi yang berwatak liberalistis, kapitalistis dan individualistis, dengan segala resiko dan dampakanya, telah mengintervensi wilayah domestik muslim. Namun di sisi lain umat Islam tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mensikapi. Bahkan spirit kebangsaan kita yang bersifat gotong royong, ikatan social yang kuat, yang dibalut oleh nilai nilai budaya luhurpun akan terdekonstrucsi oleh mega trand tersebut. Maka diperlukan Cosntukci Paradigma Baru yang berbasis Ilmu, Agama dan Budaya dalam Pertarungan Peradaban Modern.  

Mencermati dasar pemikiran dan rumusan persamalahannya maka sudah saatnya Lamakera dan sekitarnya memerlukan kehadiran sekolah standard dan berkualitas setingkat SLTA, yaitu Madrasah Aliyah Plush, yang akan dimulai pada bulan Juli 2011 tahun ajaran mendatang.

   Tujuan Madrasah Aliyah Plush.

Madrasah Aliyah Plush didirikan di Lewotanah Lamakera dengan tujuan:
1.    Menjawab kebutuhan orang tua di Lewotanah Lamakera dan Solor Timur, Flores Timur untuk menyekolahkan anak anak pada jenjang pendidikan SLTA bidang program study Islam dan kejuruan.
2.    Mengukuhkan identitas cultur keisliman, keilmuan, kebudayaan warga Lamakera maupun Solor Timur, Flores Timur pada umumnya, agar umat Islam memiliki convidensi social, dan martabat keummatan di tengah tengah comunitas social lainnya.
3.    Mencetak kelahiran Ulama ilmuan, Pakar Pakar Islam di berbagai bidang ke ilmuan, Ahli ahli Masa Depan (Futurist), menjadi pilar dan pijar visioner yang sanggup membawa perobahan besar, dan sanggup memimpin pertarungan dalam arus persaingan dunia modern.
4.    Sebagai bentuk dari kesinambungan sejarah Gerakan Peradaban Islam, maka ingin menjadikan Lewotana Lamakera kembali sebagai epicentrum Peradaban Islam NTT di masa mendatang.
5.    Merespon mega trand Globalisasi, Modernisasi, Demokratisasi, yang berwatak kapitalis leberalis dan individualis, sala satunya atau satu satunya  cara ialah dengan memformat Pendidikan Islam setingkat Madrasah Aliayah Plush yang berkualitas unggul.

V.        Gamabaran Madarasah Aliyah Plush
1.    Kurikulum:
Sebagaimana Madrasah Aliyah pada umumnya, MA Plush Lamakera ini juga menggunakan standar kurikulum yang terpadu antara Kementrian Agama RI. Dan Kementrian Pendidikan Nasional RI. Adapun bidang ke khususannya itu ditambah program ekstra kurikuler yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Latin, Ilmu Mantiq, Bacaan kitab karya ulama besar seperti Al-Muqoddimah ibn Chaldun, Ibn Taimiyah, dll. Dan Perkantoran.
2.    Siswa belajar dan tinggal di asrama.
3.    Prasarana: Ruang ibadah, Perpustakaan, Laboratorium, fasilitas olahraga,
4.    Guru guru pendukung: Sementara ini telah tersedia setidaknya 25 sarjana S1, bidang agama, social, eksakta, bahasa (arab dan inggris) sudah tersedia. Dan guru juga diseleksi sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.
5.    Untuk sementara waktu kegiatan belajar mengajar MA Plush, dengan menggunakan gedung pinjaman milik MTsN Lamakera.

VI.       Gambaran Lokasi Madrasah Aliyah Plush
Rencana bangunan MA Plush Lamakera, akan dibangun secara terpadu dalam satu kompleks. Adapun rencana tempat untuk bangunan permanen kompleks MA Plush berlokasi di dalam 1 kompleks dengan Madrasah Ibtidaiyah Suwata (MIS) Tarbiyah lamakera Diatas tanah 1 hektar, akan dibangun beberapa gedung: Gedung Madrasah, Gedung Laboratorium, Gedung Aula, Gedung Asrama, Gedung Perpustakaan dan Rumah Ibadah.

VII.      Sekolah Sekolah Pendukung
Madrasah Aliyah Plush didukung oleh beberapa Madrasah Sanawiyah dan SMP yang sudah ada:
1.    MTsN Lamakera
2.    MTs Lohayong
3.    MTS Lamawai
4.    SMP Negeri Menanga
5.    Dan beberapa SLTP di sekitar Wilayah Kepulauan Solor.

VIII.    Rencana Pelaksanan Kegiatan Belajar dan Mengajar
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai pada thn ajaran baru, Juli 2011. Untuk hal ini telah dan akan dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1.    Pembentukan Panitya
2.    Sosialisasi dan informasi ke berbagai tempat dan sekolah melalui kunjungan, brosur, spanduk dll.
3.    Registrasi calon Siswa
4.    Selekasi calon siswa
5.    Pengumuman hasil seleksi
6.    Registrasi kembali siswa yang lulus seleksi
7.    Pembukaan thn ajaran,
8.    Pekan Perkenalan Siswa dan Lingkungan Pendidikan

IX.       Kerja Sama Lembaga Lembaga Pendukung Aliyah Plush
Proses pengembangan Maadrasah Aliyah Plush Lamakera akan diikuti dengan kerjasama peningkatan mutu pendidikan oleh fihak pengelola dengan beberapa lembaga pemerintah maupun suwasta, misalnya:
Kementrian Agama RI, Kementrian Pendidikan Nasional RI, Kementrian Ristek dan BPPT, Kementrian Kehutanan RI, Lembaga Pengembangan Bahasa Arab/LIPIA, Pondok Modern Gontor Ponorogo, Pondok Pesantren Darunnajah, Balai Pustaka RI, Universitas Nusa Cendana Kupang, Universitas Flores Ende, PTIQ Jakarta, UGM Yogyakarta, UI Jakarta, IP. Bogor Jabar, UIN Yogyakarta, UIN Jakarta, Universitas di Lingkungan Perserikatan Muhammadiyah,Universitas Al-Azhar Mesir, usat Kajian Pemikiran dan Peradaban Islam, Dll.

SUSUNAN PANITYA:

A. INISIATOR:
M. Ali Taher Perasong SH, M. Hum
Ny. Hj. Sri Muriarti HM Ali Taher Perasong S.Pd.
M. Syarifin Maloko, SH, MSI, MM
Ketua ketua 7 Suku Lamakera

Penanggung Jawab:
1.    Yayasan Tarbiyatul Islamiayah Flores Timur NTT
2.    Persatuan Keluarga Lamakera Solor (PKLS) Jakarta

Pelindung:
1.    Imam Masjid al-Ijtihad Lamakera
2.    Majlis Adat Lamakera
3.    Kepala Desa Motonwutun
4.    Kepala Desa Watobuku

Penasehat:
1.    HM. Saleh DM            (Suku Kukun Onang)
2.    Hamka K. Songge       (Suku Lewo Kololodo)
3.    Ilyas`Liwu                   (Suku Kampung Lamakera)
4.    H. Jalil                         (Suku Hari Onang)
5.    Kasim Koli                   (Suku Lawerang)
6.    Suhaimin S Rejab         (Suku Ema Onang
7.    Jati Kikon                     (Suku Kiko onang)

Ketua: MHR. Shikka Songge  
Sekretaris: Abdul Haris Hamid

Anggota: Ahmad Hasan, Syamsuddin Kia Purap, Abubakar B. Boleng, Hafid TS, Usman Budi, Ahmad Sahar, Abdullah Arsit, Bahruddin Dato, Raudah Abbas, M. Natsir HS. Songge, Latif Mukin, rba Dajah Songge, Rugaya Salem Belaga, M. Rifai, Akbar Wahab, St. Nurhayati S. Dasi, M. Idris Prakon, Syukur Hamsid, Muhammad Malik Songge, Chodijah Gafur,  Siti Suratmin Kikon, Muhammad Ismail, Jamilah Libak, ahruddin Mukin, Luth Laben, Husen Laben Songge, Fadli BK. Songge, Sofiyan Udrus Maloko, Rusli Latif, Qodariyah Rahmani, Syhariati Endang, Ummi Hani Mahing, Aini Mustafa                         

















MHR. Shikka Songge

1 komentar:

  1. bangga lamakeraku...
    semoga dengan program yang akan di laksanakan ini, lamakera terus melahirkan generasi unggulan yang mampu memajukan bangsa dan lamakera tercinta.

    BalasHapus